Thursday, November 13, 2008

Refleksi alam untuk pecinta alam



















Refleksi Alam untuk pecinta alam
– By Jeffrey Lim

Alam merupakan bagian dari hidup kita
Diciptakan Tuhan untuk kita hidup
Menyediakan sebagian kebutuhan kita
Sungguh puji Tuhan !
Alam semestanya sungguh indah
Mengandung banyak pengetahuan
Mengandung banyak bijaksana
Menyatakan kebesaran kuasaNya
Menyatakan hikmatNya
Dalam alam ini banyak pelajaran
Alam ini tidak memihak
Memberi hujan kepada orang baik dan orang jahat
Belajarlah dari alam ini
Belajarlah menjadi seperti air
Air itu mengalir dari tempat tinggi
Ke tempat rendah dan ke laut
Laut yang rendah itu menerima kelimpahan
Belajar menjadi rendah itu menjadi besar
Air itu memberi hidup pada banyak mahluk hidup
Air itu lembut
Mengikuti bentuk wadahnya
Belajarlah seperti udara
Udara itu tidak kelihatan namun berfungsi
Udara itu ringan
Udara itu mengisi kekosongan
Memberi kehidupan bagi banyak mahluk hidup
Lembut dan mengisi setiap wadah
Pandanglah alam semesta ini
Maka engkau akan memahami
Betapa bijaksana Penciptanya
Pandanglah burung
Apakah pesawat dapat seanggun burung ?
Pandanglah Semut yang kecil
Dapatkah robot seluwesnya ?
Berapa banyak uang dihabiskan,
Bila ingin meniru robot seperti semut ?
Puji Tuhan buat alam ini !
Apa yang diceritakan alam ini kepada kita ?
Langit menceritakan kemuliaan Tuhan
Cakrawala memberitakan pekerjaan tanganNya
Hari meneruskan berita ini kepada hari
Dan malam kepada malam
Suaranya tidak terdengar
Namun gemanya sampai ke seluruh dunia
Mari kita mengasihi memelihara alam ini
Bukan mengekploitasinya
Tetapi memeliharanya
Inilah mandat langit
Alam ini untuk kita
Dan kita ini untuk Tuhan

Belajar dari alam : Proses

Belajar dari alam : Proses
By Jeffrey Lim -

Lihatlah alam ini !
Begitu tenang dan teratur.
Pandanglah alam ciptaan Tuhan ini !
Semuanya berjalan diatur Tuhan
Ada hikmat yang tersembunyi
Di dalam alam semesta ini
Hikmat berseru-seru
Marilah kita belajar !
Pelajaran dari alam yang penting
Adalah belajar untuk melewati proses
Perhatikanlah pohon beringin !
Dia bertumbuh dari kecil sampai besar
Pertumbuhannya lambat dan perlu waktu
Simaklah hasil panen di sawah !
Petani memerlukan waktu menabur
Dia harus sabat menunggu
Dan pada waktunya ia akan menuai
Perhatikanlah seekor ayam dewasa !
Dia berasal dari telur
Melewati penghangatan dari induknya sampai menetas
Lalu hidup sebagai anak ayam
Dilindungi ibunya sampai menjadi mandiri
Oh, betapa Tuhan menciptakan alam ini
Semuanya melewati proses alam
Dari pertumbuhan binatang-binatang
Dari tumbuh-tumbuhan
Sampai kepada manusia, gambar dan rupaNya
Hai kawan, Marilah kita manusia belajar
Untuk sabar melewati proses
Mengapa kita mau semuanya cepat ?
Mengapa kita mau cepat-cepat jadi orang ?
Mengapa kita mau cepat sukses ?
Mengapa kita mau semuanya instan ?
Karena kita tidak mau melewati proses
Proses itu lambat namun pasti
Stabil, mantap dan perlahan
Proses itu kadang membosankan
Proses itu melatih kesabaran
Dan proses itu membentuk karakter

Puisi pendekar hina kelana

Puisi pendekar hina kelana ( Filosofi hidup pendekar hina kelana )
Jeffrey Lim

Langit adalah atap rumahku
Bumi adalah lantai rumahku
Empat penjuru angin adalah pintu rumahku
Umat manusia adalah temanku

Seni pedang dan seni pena
Berperang dan berasmara
Bersahabat dan berteman
Tidak memusingkan jabatan

Melawan kejahatan
Membela yang lemah
Mempertahankan kebenaran
Penuh kasih dan ramah

Belajar dari semesta
Belajar dari sesama
Belajar dari keluarga
Semua pengajaran dari pencipta

Menyanyi di saat penat
Berpuisi di saat senang
Minum teh bersama sahabat
Main weiji dengan girang

Kenakalan setinggi langit
Ingin sayang pasangannya sedalam laut
Hangat seperti surya pagi
Lembut seperti salju

Musuh terbesar adalah diri sendiri
Kejahatan terdalam di dalam hati
Menaklukan lawan adalah sakti
Tetapi menaklukan diri hanya dengan kuasa ilahi

Walau makan hanya sederhana
Paling penting damai di dalam hati
Walau hidup hanya sementara
Tetapi yang penting berisi

Bukan di dalam pedang kekuatan sesungguhnya
Bukan juga di dalam pena yang menggores hati
Tetapi di dalam iman percaya
Di dalam pencipta langit dan bumi

Jeffrey Lim

Burung kakak tua keluargaku

Burung Kakak tua keluargaku
- Jeffrey Lim –


Seringkali kita memikirkan arti di dalam hidup ini
Dan manusia mencari arti di dalam perkara besar dan tinggi
Tetapi kali ini hendak kurenungkan satu arti
Di dalam burung kakak tua keluargaku yang kita kasihi

Burung ini berwarna putih dan berjambul merah
Burung ini ciptaan Tuhan yang sederhana dan tidak mewah
Tetapi burung ini bersahabat dan ramah
Menciptakan hangat suasana rumah

Kakak tua keluargaku yang menyenangkan hati
Setiap hari tidak lupa menyapa kami
Baik ketika matahari bersinar di pagi
Maupun ketika pulang disore hari

Ketika memikirkan burung kakak tua keluargaku
Ini mengingatkanku kepada pemberian cihuku
Hadiah manis di saat pacaran dengan ciciku
Yang menjadi berkat bagi keluargaku

Oh burung kakak tuaku yang terkasih
Mungkin engkau tidak mengerti puisi dan percakapan
Tetapi ku tahu engkau mengenal kasih
Yang terlukis pada kelembutan dan persahabatan

Kami semua ingin berterima kasih kepada kakak tua
Untuk kau yang menemani kami selama ini
Engkau seperti sahabat kami yang setia
Baik saat susah atau senang hati

Terlebih itu kami ingin berterima kasih kepada Tuhan Allah
Yang menciptakan alam semesta yang indah
Memberikan kepada kami berkat anugerah
Dan hidup yang berlimpah

Jeffrey Lim,

Friday, September 08, 2006

Menikmati alam ciptaan Tuhan untuk kemuliaan Tuhan

Menikmati alam ciptaan Tuhan untuk kemuliaan Tuhan
Seri teologi kenikmatan
Renungan dari Maz 19:1-7 dan Trinitas
Oleh Jeffrey Lim

Langit menceritakan kemuliaan Allah dan cakrawala memberitakan pekerjaan tanganNya ( Maz 19 ).

Baca Maz 19:1-7

Ayat ini mungkin sudah sering kita dengar. Bahkan sudah kita pelajari bahwa ini adalah pernyataan Allah yang bersifat umum kepada manusia sehingga manusia mengenal Allah dari alam semesta. Pernyataan umum ini berbeda dengan pernyataan khusus yang ditulis di dalam Alkitab yang dibahas di dalam ayat berikutnya. Dalam renungan singkat ini, saya hendak mengkaitkan bagaimana alam semesta yang diciptakan untuk kemuliaan Tuhan ini dapat dinikmati oleh kita manusia dan membuat kita makin mengasihi dan makin mencintai Tuhan. Juga akan dikaitkan dengan doktrin Allah Tritunggal yaitu doktrin yang sebenarnya mempunyai aplikasi praktis terhadap kehidupan manusia.
Bagaimana kita menikmati alam semesta ini ?
Apakah boleh kita menikmati alam semesta ini ?
Apa dasar kenikmatan alam semesta ?
Pertama, Dasar menikmati alam semesta adalah Allah Tritunggal. Kita tahu bahwa Allah adalah pencipta langit dan bumi. Allah yang menjadikan alam semesta ini dan Allah mempunyai tujuan menciptakan bumi untuk kemuliaan namaNya. Apakah ini egois dan cinta diri ? Apakah Allah mencintai diriNya sendiri dan egois. Ternyata tidak ! Sebab Allah kita adalah Allah Tritunggal. Allah Tritunggal adalah Allah yang satu tetapi 3 pribadi. Allah Tritunggal adalah kasih. Tetapi Allah Tritunggal tidak egois dan mengasihi diriNya sendiri tetapi Allah Tritunggal mengasihi anggota pribadi Allah yang lain. Allah Tritunggal saling mengasihi satu sama lain. Allah Bapa mengasihi Allah Anak dan Allah Roh Kudus. Allah Anak mengasihi Allah Bapa dan Allah Roh Kudus. Allah Roh Kudus mengasihi Allah Bapa dan Allah Anak. Ketiga pribadi Allah saling mengasihi satu sama lain. Di dalam tiga pribadi ada kesatuan. Dan di dalam tiga pribadi ada satu kasih, satu jiwa, satu tujuan. Hubungan Allah Tritunggal merupakan hubungan yang harmonis. Benar-benar harmonis. Hubungan Allah Tritunggal yang harmonis ini dimana ada keragaman namun ada kesatuan yang harmonis merupakan dasar hidup kita sebagai orang Kristen.
Karena Allah Tritunggal adalah saling mengasihi maka ketika Dia hendak memuliakan diriNya, Allah memuliakan anggota pribadi Allah yang lainnya. Alkitab juga mengajarkan bahwa ada saling menghargai, saling melayani, saling mengasihi, saling memuliakan dan saling menganggap yang lain lebih utama di dalam ketiga pribadi Allah Tritunggal. Allah Tritunggal tidak mementingkan pribadiNya sendiri terlepas dari pribadi yang lain namun saling memperhatikan.
Mengapa Allah Tritunggal menjadi dasar menikmati alam semesta ?
Mengapa Allah Tritunggal menjadi landasarn kita menikmati alam semesta ?
Dari mana aplikasi doktrin Allah Tritunggal sebagai teologi kenikmatan ?
Karena Allah Tritunggal adalah Allah yang menikmati diriNya sendiri di dalam pribadi Allah Tritunggal yang lain. Bahkan ketika Allah Tritunggal menciptakan alam semesta ini, Dia menciptakan supaya pribadi lain di dalam Allah Tritunggal dimuliakan.
Betapa ketika kita melihat matahari bersinar dengan hangat itu menandakan ciptaan Allah dimana Allah Tritunggal memuliakan pribadi lain di dalam Allah Tritunggal. Betapa ketika kita melihat bunga di padang yang dihiasi embun disertai dengan harumnya dan juga air di sungai yang mengalir jernih. Itu adalah cinta Allah Tritunggal kepada pribadi lain di dalam Allah Tritunggal. Jadi setiap keindahan di alam semesta ini adalah hendak dipersembahkan kepada Allah Tritunggal oleh Allah Tritunggal. Oh betapa indah betapa Allah Tritunggal menikmati kemuliaanNya di dalam alam semesta ini. Allah Tritunggal menjadi dasar untuk menikmati alam semesta ini karena Dia sendiri menikmati alam semesta. Allah Tritunggal bersukacita terhadap ciptaan.
Kedua, alam semesta ini baik adanya. Allah sendiri mengatakan bahwa alam semesta ini baik ketika saat penciptaan. Alam semesta ini baik juga karena menyatakan kemuliaan Allah. Maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa materi yang Allah ciptakan adalah baik. Jadi bukan hanya sesuatu yang spiritual yang baik tetapi yang material juga baik. Materi tidak jahat. Sebab bila materi jahat maka Yesus Kristus datang ke dunia menjadi tubuh materi dan kalau materi itu jahat maka tubuh Yesus itu jahat. Tetapi tidak demikian. Materi itu baik adanya. Karena itu maka materi adalah anugerah Tuhan yang perlu kita nikmati. Saluran anugerah Tuhan di dalam dunia ini bukan saja Firman, Doa, persekutuan orang kudus, sakramen tetapi juga materi. Ambil contoh adalah makanan. Makanan adalah sesuatu yang perlu kita nikmati untuk kemuliaan nama Tuhan. Makanan diciptakan bukan saja untuk menyambung hidup tetapi untuk dinikmati oleh manusia dan untuk kemuliaan nama Tuhan. Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah (1 Kor 10:31). Tuhan memberikan makanan kepada manusia bukan hanya untuk kebutuhan manusia, tapi juga untuk kenikmatan manusia. Kalau betul Tuhan hanya memberikan utk kebutuhan manusia, maka seharusnya buah-buahan tidak perlu terdiri dari berbagai macam rasa. Cukup satu rasa. Duren rasa timun, Mangga rasa timun, Pepaya rasa Timun, dll. Ternyata yang Tuhan beri melampaui dari apa yang kita pikirkan sebagai kebutuhan. Tuhan juga menciptakan alam semesta begitu beragam warna dan harum untuk dinikmati indera kita. Menikmati alam semesta itu begitu limpah. Kita dapat mengembangkan untuk menikmati materi bukan saja di dalam makanan tetapi juga di dalam olah raga, musik, alam semesta, naik gunung, ke pantai, rekreasi, menyelidiki ilmu pengetahuan.
Kesimpulannya adalah materi adalah baik dan untuk dinikmati. Bahkan Allah Tritunggal sendiri menikmati materi. Ketika Allah menciptakan alam semesta ini untuk memuliakan diriNya, Allah Tritunggal menikmati kemuliaan diriNya melalui materi ini. Materi alam semesta ini dipakai untuk kemuliaan nama Tuhan. Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus menikmati alam semesta. Dan kenikmatan Allah ini adalah dasar kenikmatan kita.
Ketiga. Westminster Conffesion of faith mengatakan bahwa tujuan utama hidup manusia adalah untuk memuliakan Tuhan dan menikmatiNya selama-lamaNya. John Piper menginterpretasikan dengan mengatakan tujuan utama manusia adalah untuk memuliakan Tuhan dengan bersama-sama menikmatiNya. Jadi panggilan hidup kita bukan hanya memuliakan Tuhan saja tetapi memuliakan Tuhan dengan bersama-sama menikmatiNya. Sebab memuliakan Tuhan itu menikmatiNya dan menikmati Tuhan adalah memuliakan nama Tuhan.
Bila kita hendak membahas mengenai menikmati Tuhan. Kita dapat menikmati Tuhan di dalam doa, persekutuan denganNya dan di dalam FirmanNya. Tetapi kita juga dapat menikmati Tuhan di dalam alam semesta. Alam semesta ini diciptakan untuk kemuliaan nama Tuhan dan juga untuk dinikmati manusia. Ini hal yang sejalan dan bukan bertentangan. Kita dapat menikmati Tuhan di dalam alam semesta dan menikmati Tuhan di dalam memuliakanNya adalah panggilan hidup kita.
Penutup
Maka ketika kita merenungkan alam semesta yang indah ini, marilah kita bersyukur bahwa semua ini diciptakan untuk kemuliaan Allah Tritunggal yang saling mengasihi satu sama lain dan diciptakan untuk manusia menikmatinya di dalam rangka memuliakan nama Tuhan. Nikmatilah alam semesti dalam anugerahNya yang tidak terhingga.


Jumat, 8 September 2006